Diambang Kematian
Kematian dapat mengintai dimana-mana, maka ingatlah Allah سبحانه و تعالى, dan bertaubatlah.
Sekedar sharing aja ya. Pertama kali saya kerja, itu dari jakarta selatan ke jakarta barat. Jadi dari ujung ke ujung.
Hari pertama saya pulang kerja jam 6, perkiraan sampai rumah jam 8. Tapi karena saya ketiduran waktu di busway PIK-monas jadi malah sampai PIK pukul delapan malam. Subhanallah, saya nggak ngerti kenapa bisa di PIK, karena dari halte bandengan itu hanya satu arah, dan saya kira busway itu menuju monas, ternyata tidak-_-.
Disitu saya naik busway yg sama lagi untuk menuju monas. Tapi khawatir saya tertidur lagi, jadi saya turun di halte fatahillah untuk shalat, di sekitar kotu. Setelah itu saya jalan menuju halte kota, tapi saat di jalan raya saya melihat pawai obor. Ramai dan lama sekalii. Saya khawatir kehabisan busway Kota-blok m. Karena saya lihat jam sudah menunjukan pukul 21.00, saya menunggu sekitar setengah jam, alhamdulillah setelah pawai obor lewat, busway telah tiba.
Saya kira saat itu pawai obor telah bubar, tapi ternyata didepan busway tersebut masih ada pawai, jadi busway mengikuti dikit demi sedikit masyarakat yang mengikuti pawai obor yang sebagian bejalan di jalur busway. Saat itu saya panik. Udah jam 10 masih dihalte glodok.
Mama saya nelpon berkali-kali tapi saya tidak angkat, saya takut dia sangat mengkhawatirkan anaknya ini, tapi saya sms untuk memberi kabar,
"Tunggu aja dirumah ma, nanti aku ceritain semuanya"
Saya juga nge WA teman saya, dan dia kaget. Malam-malam saya masih di jakbar. MasyaAllah dia khawatir sekali sama saya. Dan dihalte-halte berikutnya dia masih khawatir. Sampai akhirnya dia memberi kabar bahwa dihalte kampung melayu ada bom. Subhanallah saya waktu itu benar benar kaget, pikiran amburadul. Serasa kematian sudah dekat. Alhamdulillah saya udah shalat, tapi saya masih mikir siksa kubur, siksa api neraka,dosa saya masih banyak. Orangtua saya gimana nanti. Pokonya merasa saat itu saya akan meninggal. Saya takut sekali, tak terasa air mata ini mengalir.. Bagaimaa saya bisa pulang dgn selamat. YaAllah.. Tolonglah saya, sampaikanlah saya dibulan ramadhan. Kira-kira begitu doa saya dijalan. Alhamdulillah ternyata saya ngga melewati halte kampung melayu.
Dan akhirnya saya sampai di blok-m. Setiba diblok-m, saya mau transit busway blok-m-pesanggrahan. Saya liat jam ternyata pukul 22.46. Padahal busway terakhir pukul 21.30 "Pulang gimana ini yaAllah......."
Sepi sekali di halte blok-m,
Pikiran saya kemana-mana, teman saya menyarankan memakai grabbike. Oke saya coba.
Tapi. Baterai hp saya saat itu tinggal 5%, saya coba terus namun pengemudi terus juga menolak, sampai 11/12 kali saya mencoba, alhamdulillah akhirnya ada yang menerima.
Dijalan saya melihat para genk motor. Waduh, saya terus beristigfar dijalan. Karena bukan hanya satu, tapi beberapa. Dan saat itu lagi boomingnya "pembacokan abang grab oleh genk motor"
Panik sekali diri ini. Qodarullah, akhirnya saya sampai rumah dengan selamat pukul 23.30, dan dirumah, saya mengungkapkan kejadian warbyazah yang baru saja saya alami. Dimarahi sih wajar. Namun disitu saya sangat bersyukur dapat diberi kesempatan melihat keluarga tercinta. Pesannya sih terus bertaubat tiap hari, karena kita nggak tau kapan Allah سبحانه و تعالى memanggil kita..
Komentar